Hari ini gw akan bercerita tentang pengalaman gw di hari spesial tahun 2015.
Well, it's been a long time since the last time I post the story of my life in my blog yaa..
Jumat, 3 April 2015
Kali ini di mulai dengan menumpang ojek ke terminal busway Taman Kota dengan biaya 10rb rupiah.
Sesampainya di terminal busway Tamkot, tempat yg gw tuju dari sana adalah terminal Harmoni untuk menjemput sang kekasih.. estimasi nya waktu itu jam 9 sampai Harmoni, dan msh on schedule ketika gw sampai di Harmoni. I really got excited with the trip!
Dari Harmoni, tempat tujuan selanjutnya adalah Tanjung Priok untuk naik bus Primajasa ke Bandung. Harga bus Primajasa dari Tg Priok - Bandung Rp 68rb/org, dan perjalanannya di tempuh selama kurang lebih 4 jam-an (dari jam 11 - 3 sore).
Sesampainya di Bandung, tepatnya di terminal Leuwi Panjang, kami berdua menaiki Damri (seharga 4rb-an dan lumayan oke sih ga seugal-ugalan Kopaja di Jakarta), kemudian dilanjutkan dengan angkot 2x untuk mencapai Dago Utara. Setelah berhenti di depan Royal Stag, kami berjalan kaki untuk sampai ke tempat penginapan Bantal Guling Guest House (pertama kali nyari nih tempat, kami sempat memutari daerahnya sebelum sampai di guest house tersebut).
Berhubung ketika sampai sudah sore menjelang malam, kita langsung baring2an sebentar, mandi, dan kemudian makan malam di Royal Stag.
Secara tempat, suasana, live music, dan makanan, Royal Stag oke untuk dinner romantis bersama pacar.
Rincian makan kami waktu itu :
Toad in the hole : Rp 39.5rb
Fish Cobbler : Rp 67.5rb
Coronation Chicken : Rp 65rb
Milk Shakes Chocolate : Rp 33rb
Lover's Smoothie : Rp 35rb
Fried Chocolate Bar : Rp 35rb
including tax and service : Rp 41.25rb
Setelah puas makan dan foto2 di Royal Stag, kami kembali ke penginapan untuk rencana utama esok paginya.
Sabtu, 4 April 2015
Hari ini kami bangun jam 4 pagi untuk menikmati pemandangan yang sudah banyak di kenal oleh dunia internet - Tebing Keraton. Kami bangun jam 4 pagi dan menggunakan motor sewaan penjaga Bantal Guling Guest House seharga 10rb / jam.
Awalnya gw mengalami kesulitan mengendarai motor tersebut, karena motor yang dipinjamkan merupakan motor kopling. Perjalanan dari Guest House ke Tebing Keraton sekitar 45 menit - 1 jam (sedikit lebih lama, berhubung motor sering mati karena gw tidak terbiasa menggunakan motor kopling).
Sesampainya di Tebing Keraton, kami tidak menduga bahwa tempatnya akan ramai dikunjungi orang. Untuk harga masuknya sendiri tidak seberapa karena sudah dikelola oleh pemda Bandung, seharga 11rb. Untungnya masih worth it, karena kami tetap mendapatkan foto2 yang kami inginkan.
Disana, kami juga bertemu dengan kelompoknya Lucky (teman kantor) yang datangnya sedikit lebih siang dari kami.
Jam 8an, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan bersiap2 untuk pergi ke tempat selanjutnya.
Karena motor sewaan baru datang jam 11, sementara sampai di penginapan sekitar jam 9, kami berleha-leha, mandi, dan bersiap2 sampai tepat jam 11. Sewa motor nya seharga 90rb/ 24 jam, sementara biaya antar dan jemput motor nya seharga 25rb.
Itinerary hari kedua kami adalah Tebing Keraton, D'ranch dan Floating Market.
Namun sayangnya setelah sampai di D'ranch, hujan mengguyur sampai malam. Terpaksa Floating Market pun gagal kami datangi.
Minggu, 5 April 2015.
Kali ini kami bangun sedikit lebih siang, dan rencana kami di hari ketiga adalah Dusun Bambu dan Rumah Strawberry.
Namun ditengah jalan, berhubung di hari sebelumnya kami gagal ke Floating Market, dan saat itu kami melewati Floating Market, mampirlah kami di sana selama kurang lebih 1 jam.
Ketika baru sampai, gw sempat berpikir bahwa tempatnya sedikit membosankan karena hanya kumpulan para penjual makanan yang berada di atas perahu apung. Namun, setelah menelusuri seluruh tempat itu, objek2 fotonya sangat banyak dan oke buat kami.
Perjalanan pun kami lanjutkan ke Dusun Bambu. Gw amat sangat senang bisa datang ke tempat ini bersama orang yang gw sayangi. Tempat nya oke, objek fotonya juga banyak. Namun berhubung kami dikejar waktu pulang, kami sedikit terburu-buru di sana.
Pukul 3 sore, kami melanjutkan perjalanan ke arah Rumah Strawberry. Namun setelah melewati beberapa papan bertuliskan Rumah Strawberry dan the Peak, kami akhirnya memutuskan untuk makan di the Peak. FYI, jarak yang tertulis di papan mengenai letak Rumah Strawberry dan the Peak tidak sesuai dengan kenyataannya.
Berikut rincian makan kami waktu itu :
Spaghetti sm Beff : Rp 68rb
Ch Chesse Au Grati : Rp 88rb
Peak Sensation : Rp 28rb
Milkshake Chocolate : Rp 28rb
include tax and service : Rp 44.5rb
Sepulang dari the Peak, kami segera menuju ke tempat perhentian xTrans, namun ternyata penuh, bahkan sampai waiting list nya pun berpuluh2 orang.
Jadi pulangnya kami putuskan untuk menggunakan bus kembali dari terminal Leuwi Panjang, turun di Kampung Rambutan. Kali ini kami tidak menggunakan Primajasa, tapi bus Laksana seharga Rp 50rb/ orang, berangkat dari Bandung pukul 7 malam sampai di Kp. Rambutan sekitar pukul 11 malam.
Kira2 begitulah hari spesial di tahun 2015 ini saya habiskan..
Di balik kisah yang menyenangkan ini terdapat kisah sedih juga seperti jatuh ketika naik motor, dan ribut karena tidak mendapat travel pulang. Namun saya tetap bersyukur punya pasangan yang bisa diajak travel bersama.
Well, it's been a long time since the last time I post the story of my life in my blog yaa..
Jumat, 3 April 2015
Kali ini di mulai dengan menumpang ojek ke terminal busway Taman Kota dengan biaya 10rb rupiah.
Sesampainya di terminal busway Tamkot, tempat yg gw tuju dari sana adalah terminal Harmoni untuk menjemput sang kekasih.. estimasi nya waktu itu jam 9 sampai Harmoni, dan msh on schedule ketika gw sampai di Harmoni. I really got excited with the trip!
Dari Harmoni, tempat tujuan selanjutnya adalah Tanjung Priok untuk naik bus Primajasa ke Bandung. Harga bus Primajasa dari Tg Priok - Bandung Rp 68rb/org, dan perjalanannya di tempuh selama kurang lebih 4 jam-an (dari jam 11 - 3 sore).
Sesampainya di Bandung, tepatnya di terminal Leuwi Panjang, kami berdua menaiki Damri (seharga 4rb-an dan lumayan oke sih ga seugal-ugalan Kopaja di Jakarta), kemudian dilanjutkan dengan angkot 2x untuk mencapai Dago Utara. Setelah berhenti di depan Royal Stag, kami berjalan kaki untuk sampai ke tempat penginapan Bantal Guling Guest House (pertama kali nyari nih tempat, kami sempat memutari daerahnya sebelum sampai di guest house tersebut).
Berhubung ketika sampai sudah sore menjelang malam, kita langsung baring2an sebentar, mandi, dan kemudian makan malam di Royal Stag.
Secara tempat, suasana, live music, dan makanan, Royal Stag oke untuk dinner romantis bersama pacar.
Rincian makan kami waktu itu :
Toad in the hole : Rp 39.5rb
Fish Cobbler : Rp 67.5rb
Coronation Chicken : Rp 65rb
Milk Shakes Chocolate : Rp 33rb
Lover's Smoothie : Rp 35rb
Fried Chocolate Bar : Rp 35rb
including tax and service : Rp 41.25rb
Setelah puas makan dan foto2 di Royal Stag, kami kembali ke penginapan untuk rencana utama esok paginya.
Sabtu, 4 April 2015
Hari ini kami bangun jam 4 pagi untuk menikmati pemandangan yang sudah banyak di kenal oleh dunia internet - Tebing Keraton. Kami bangun jam 4 pagi dan menggunakan motor sewaan penjaga Bantal Guling Guest House seharga 10rb / jam.
Awalnya gw mengalami kesulitan mengendarai motor tersebut, karena motor yang dipinjamkan merupakan motor kopling. Perjalanan dari Guest House ke Tebing Keraton sekitar 45 menit - 1 jam (sedikit lebih lama, berhubung motor sering mati karena gw tidak terbiasa menggunakan motor kopling).
Sesampainya di Tebing Keraton, kami tidak menduga bahwa tempatnya akan ramai dikunjungi orang. Untuk harga masuknya sendiri tidak seberapa karena sudah dikelola oleh pemda Bandung, seharga 11rb. Untungnya masih worth it, karena kami tetap mendapatkan foto2 yang kami inginkan.
Disana, kami juga bertemu dengan kelompoknya Lucky (teman kantor) yang datangnya sedikit lebih siang dari kami.
Jam 8an, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan bersiap2 untuk pergi ke tempat selanjutnya.
Karena motor sewaan baru datang jam 11, sementara sampai di penginapan sekitar jam 9, kami berleha-leha, mandi, dan bersiap2 sampai tepat jam 11. Sewa motor nya seharga 90rb/ 24 jam, sementara biaya antar dan jemput motor nya seharga 25rb.
Itinerary hari kedua kami adalah Tebing Keraton, D'ranch dan Floating Market.
Namun sayangnya setelah sampai di D'ranch, hujan mengguyur sampai malam. Terpaksa Floating Market pun gagal kami datangi.
Minggu, 5 April 2015.
Kali ini kami bangun sedikit lebih siang, dan rencana kami di hari ketiga adalah Dusun Bambu dan Rumah Strawberry.
Namun ditengah jalan, berhubung di hari sebelumnya kami gagal ke Floating Market, dan saat itu kami melewati Floating Market, mampirlah kami di sana selama kurang lebih 1 jam.
Ketika baru sampai, gw sempat berpikir bahwa tempatnya sedikit membosankan karena hanya kumpulan para penjual makanan yang berada di atas perahu apung. Namun, setelah menelusuri seluruh tempat itu, objek2 fotonya sangat banyak dan oke buat kami.
Perjalanan pun kami lanjutkan ke Dusun Bambu. Gw amat sangat senang bisa datang ke tempat ini bersama orang yang gw sayangi. Tempat nya oke, objek fotonya juga banyak. Namun berhubung kami dikejar waktu pulang, kami sedikit terburu-buru di sana.
Pukul 3 sore, kami melanjutkan perjalanan ke arah Rumah Strawberry. Namun setelah melewati beberapa papan bertuliskan Rumah Strawberry dan the Peak, kami akhirnya memutuskan untuk makan di the Peak. FYI, jarak yang tertulis di papan mengenai letak Rumah Strawberry dan the Peak tidak sesuai dengan kenyataannya.
Berikut rincian makan kami waktu itu :
Spaghetti sm Beff : Rp 68rb
Ch Chesse Au Grati : Rp 88rb
Peak Sensation : Rp 28rb
Milkshake Chocolate : Rp 28rb
include tax and service : Rp 44.5rb
Sepulang dari the Peak, kami segera menuju ke tempat perhentian xTrans, namun ternyata penuh, bahkan sampai waiting list nya pun berpuluh2 orang.
Jadi pulangnya kami putuskan untuk menggunakan bus kembali dari terminal Leuwi Panjang, turun di Kampung Rambutan. Kali ini kami tidak menggunakan Primajasa, tapi bus Laksana seharga Rp 50rb/ orang, berangkat dari Bandung pukul 7 malam sampai di Kp. Rambutan sekitar pukul 11 malam.
Kira2 begitulah hari spesial di tahun 2015 ini saya habiskan..
Di balik kisah yang menyenangkan ini terdapat kisah sedih juga seperti jatuh ketika naik motor, dan ribut karena tidak mendapat travel pulang. Namun saya tetap bersyukur punya pasangan yang bisa diajak travel bersama.